Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Dalam ajang Festival Teater Mastera yang diselenggarakan di Brunei Darussalam, dua mahasiswa berbakat UPI, Dilla dan Shahira, berhasil meraih penghargaan pertama. Keterlibatan mereka dalam festival ini merupakan hasil kepercayaan dan undangan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang menunjuk UPI untuk mewakili Indonesia dalam serangkaian kegiatan penting, termasuk Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT), Sidang Mastera, dan Anugerah Sastra Mastera.
Penampilan monolog Hutan Betina yang dipersembahkan oleh Dilla dan Shahira berhasil memukau penonton serta juri dengan penjiwaan karakter yang dalam dan emosional. Mengangkat tema lingkungan, penampilan ini menyatukan elemen seni peran, pencahayaan, dan suara yang memikat. “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras tim dan dukungan dari semua pihak di UPI. Kami bangga membawa nama baik universitas ke panggung internasional,” ujar Dilla.
Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT), salah satu kegiatan dalam rangkaian Mastera 2024, berlangsung selama dua hari di Balai Sarmayuda, Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP), Brunei Darussalam. SAKAT 2024 menghadirkan para sastrawan, akademisi, dan peneliti dari negara-negara Asia Tenggara dengan tujuan memperkuat hubungan kesusastraan antarnegara di kawasan ini, serta mengeksplorasi isu-isu kesusastraan kontemporer. Prof. Dr. Yulianeta dari FPBS UPI turut berpartisipasi sebagai pembicara utama, menyampaikan pandangannya tentang peran sastra indie di era digital sebagai ruang ekspresi kreatif generasi muda.
Pendampingan penuh dari dosen FPBS, Prof. Dr. Yulianeta bersama Dr. Halimah, memainkan peran penting dalam persiapan tim teater UPI yang terdiri dari Dilla, Shahira, Azkia, Maulida, dan Miftah. Latihan intensif juga didukung oleh sutradara Mazenda dan pendampingan penulis naskah Iman Soleh dari CCL (Celah-Celah Langit).
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Yulianeta juga menegaskan bahwa sastra indie memungkinkan penulis untuk mengekspresikan ide kreatif mereka dengan gaya yang relevan dan segar, namun perlu diimbangi dengan bijak dalam memanfaatkan teknologi agar kreativitas tetap otentik. “Jika kita terus-menerus mempertanyakan kualitas karya tanpa melihat peran pendidikan dan proses kreatifnya, justru mengerdilkan semangat literasi yang kita bangun di era digital ini,” tutupnya.
Rektor UPI, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dekan FPBS, Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia memberikan dukungan penuh kepada tim ini. Mereka berlatih di Laboratorium Drama FPBS UPI dan CCL dengan dukungan penuh dari civitas akademika. “Dukungan dari berbagai pihak, baik dosen maupun universitas, menjadi faktor utama dalam keberhasilan ini,” tambah Shahira, yang juga mengatur tata suara dalam pertunjukan tersebut.
Festival ini juga dihadiri oleh para seniman dari Brunei, Malaysia, dan Singapura, dengan UPI tampil sebagai salah satu sorotan utama. Penonton dari berbagai kalangan memberikan apresiasi tinggi, dengan tepuk tangan riuh sebagai tanda pengakuan atas kualitas estetika pementasan tersebut.
Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi UPI sebagai institusi pendidikan yang mendukung pengembangan sastra, seni, dan budaya sekaligus membawa kebanggaan bagi Indonesia di kancah internasional. Festival Teater Mastera 2024 ini tidak hanya memberikan pengakuan prestasi, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa UPI dalam mengembangkan karier di dunia seni peran dan sastra. UPI berkomitmen untuk terus mendukung kreativitas dan prestasi mahasiswanya di masa mendatang.