Sebagai bagian dari universitas, mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI mengadakan kegiatan Bendé Rancagé 2024 dengan tema “Ngasah Kasurti Babakti ka Lemah Cai” di Dusun Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini diketuai oleh Dendi, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Sunda angkatan 2022, dan di bawah pertanggungjawaban Ketua BEM Hima Pensatrada periode 2024-2025, yaitu Rizki Muhammad Nur. Kegiatan ini diikuti oleh 172 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Sunda yang terdiri atas angkatan 2021, 2022, dan 2023, serta berpartisipasi aktif menjadi panitia selama kegiatan berlangsung.
Kegiatan Bendé Rancagé 2024 berlangsung selama lima hari, dimulai dari tanggal 24 Juli 2024 sampai dengan 28 Juli 2024. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan dilepas secara resmi oleh ketua prodi, Prof. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. Pada saat pelepasan, ketua prodi menekankan akan pentingnya kegiatan Bendé Rancagé sebagai wadah untuk mahasiswa mengamalkan dan berbagi ilmu yang telah didapat selama di kampus, serta sebagai bentuk PkM yang dapat menambah pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapatkan selama perkuliahan.
Kegiatan ini dibuka dengan beberapa penampilan tari kreasi dari anak-anak yang sudah belajar dan mempersiapkan diri sebelumnya berkat didikan dari para mahasiswa. Lalu, dilanjut dengan sambutan dari ketua pelaksana, penanggung jawab kegiatan, perwakilan dari pihak Prodi Pendidikan Bahasa Sunda, serta sambutan dari pihak pemerintahan Desa Mekarsari.
Dalam pidatonya, Dendi sebagai ketua pelaksana menyebutkan bahwa “kegiatan Bendé Rancagé kali ini bukan hanya sekadar implementasi dari PkM itu sendiri, akan tetapi sebagai wujud dari praktik lapangan terhadap apa yang telah dipelajari di kampus selama perkuliahan bersama para dosen.”
Tema yang diambil pun cukup menarik yaitu “Ngasah Kasurti Babakti ka Lemah Cai” yang mengandung filosofi tinggi, bahwa sebagai orang Sunda harus pandai dan belajar mengasah kepekaan diri terhadap sesama dan lingkungan untuk senantiasa mengabdi dan berbakti kepada tanah kelahiran kita. Hal itu pun sejalan dengan sambutan dari Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda yaitu Dr. Hernawan, S.Pd., M.Pd., yang menyebutkan bahwa “tema tersebut akan terasa berat jika tidak diimplementasikan. Namun akan sangat bermanfaat apabila tema tersebut terlaksana sebagaimana mestinya.”
Kegiatan Bendé Rancagé kali ini didukung dengan beberapa divisi di dalamanya yaitu ada yang berfokus pada inventarisasi budaya, mengajar di sekolah, mengajar mengaji, workshop bajigur dan buket, dan lomba-lomba permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengajak kembali kepada masyarakat agar menjaga dan melestarikan budaya daerah, khususnya budaya Sunda di Jawa Barat.
Kegiatan Bendé Rancagé 2024 ini diahiri dengan pertunjukan kesenian yang diadakan pada malam yang disebut “peuting panineungan” yang mempertunjukkan beberapa kesenian daerah, di antaranya tari jaipong, pencak silat, serta acara puncak ditutup dengan pergelaran Wayang Golek sebagai salah satu ciri melestarikan budaya daerah. Acara itu pun dihadiri oleh pihak perwakilan dosen kemahasiswaan Prodi Pendidikan Bahasa Sunda yang secara resmi menarik dan menutup kegiatan tersebut, yaitu Bapak Danan Darajat, S.Pd., M.Pd., ditemani dengan perwakilan dosen lainnya yang tampak hadir, yaitu Bapak Zulfikar Alamsyah, S.Pd., M.Hum., serta dihadiri juga oleh Kepala Desa Mekarsari, yaitu Bapak Fery Januar Pribadi beserta jajarannya.
beserta Sesepuh Lembur saat Penutupan Kegiatan Bendé Rancagé 2024
egiatan itu pun berlangsung dengan meriah karena antusiasme masyarakat yang memandang kesenian sebagai salah satu hiburan yang bermanfaat, dengan adanya kegiatan tersebut menarik minat puluhan pedagang untuk berjualan serta berpartisipasi dalam memeriahkan acara yang berlangsung pada waktu itu.
ketika Penutupan Kegiatan Bendé Rancagé 2024 Mempertunjukkan Wayang Golek