Oleh Dinn Wahyudin
UNESCO sebagai badan dunia bidang pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan akhirnya mengakui bahwa Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar keagamaan Dunia. Melalui pertemuan Dewan Eksekutif UNESCO, tanggal 27 Maret 2024 lalu, usulan Indonesia dengan dukungan dari 30 negara lainnya, Idul Fitri dan Idul Adha ditetapkan UNESCO sebagai hari besar keagamaan Dunia. Pengakuan badan dunia UNESCO tentang dua hari besar umat Islam ini, merupakan langkah penting untuk mendorong pemahaman global antar bangsa, nilai budaya dan agama dalam percaturan pembangunan berkelanjutan.
Ada tiga penting dengan penetapan dua Hari Besar keagamaan ini dalam perspektif tujuan pembangunan berkelanjutan. Pertama, pengakuan UNESCO ini bagian dari upaya diplomasi Indonesia dan negara lain yang mayoritas populasinya beragama Islam untuk mempromosikan pentingnya toleransi antar umat beragama, keragaman budaya dan agama di UNESCO. Pengakuan resmi dari organisasi internasional ini diharapkan mendorong tumbuhnya pemahaman global tentang nilai-nilai budaya dan agama serta makna perayaan hari besar keagamaan pada negara lain yang mayoritas penduduknya non Islam.
Kedua, pengakuan UNESCO ini bagi Indonesia dan negara muslim lainnya untuk memperkuat dukungan betapa pentingnya toleransi antar bangsa. Yaitu sikap antar bangsa untuk menjunjung tinggi keragaman antar agama, solidaritas antar bangsa, kebersamaan global, dan kerjasama internasional. Hal tersebut merupakan fondasi utama dalam menjamin pembangunan masyarakat dunia yang damai, sejahtera, dan saling menghargai satu sama lain melalui dimensi pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaaan.\
Ketiga, pengakuan UNESCO terhadap Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha juga berperan penting dalam upaya mempromosikan toleransi antar umat beragama dan dialog antar-agama serta berkontribusi positif terhadap upaya menciptakan perdamaian. Pesan penting ini bukan hanya untuk memperkuat toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan agama dan budaya di tengah masyarakat global, tetapi juga akan memperkuat identitas keagamaan dan keberagaman lokal antar negara muslim.
Dua Hari Besar
Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari besar Dunia. Menurut data Global Muslim Population yang dipublikasikan dalam Times Prayer (2024) jumlah pemeluk Islam saat ini mencapai 2.022.131.798 orang dari 8.088.527.193 jiwa total populasi Dunia. Artinya lebih dari dua milyar penduduk Dunia merayakan Idul Fitri dan Idul Adha setiap tahunnya.
Idul Fitri dilaksanakan setiap 1 Syawal Tahun Hijriyah. Idul Fitri lahir dari serangkaian proses ibadah puasa selama bulan ramadan dan dilaksanakan umat Islam dewasa selama satu bulan. Bulan Ramadan menjadi bulan edukasi ke arah pribadi yang baik, peningkatan iman dan takwa, peduli terhadap sesama melalui zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sodakoh. Menurut Islamic Development Bank (2023) sekitar US$ 500 milyar telah terkumpul zakat dan sodaqoh secara global setiap tahunnya. Jumlah ini sangat signifikan untuk membantu mensukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals -SDG). Spirit Idul Fitri antara lain tumbuhnya takaaful ijtimaa’i, yaitu rasa peduli terhadap nasib orang lain dan kepedulian antar bangsa untuk saling membantu. Dalam perspektif global, spirit Idul fitri yang bercirikan peduli terhadap sesama, merupakan fondasi tumbuhnya kewargaan global (global citizenship). Yaitu tatatan masyarakat global yang dilandasi oleh kepedulian sesama, saling hormat menghormati, cooperativeness dalam merawat warga dunia yang damai, sejahtera lahir batin.
Hari besar lainnnya yaitu Hari Raya Idul Adha. Idul Adha ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 10 bulan Zulhijah Tahun Hijriyah. Idul Adha sering disebut juga sebagai Idul Qurban dan Lebaran Haji. Bagi Umat Islam yang mampu, mereka wajib melaksanakan ibadah Haji yaitu melakukan perjalanan ke Baitullah Makkah dan melakukan serangkaian ibadah tertentu. Berdasarkan Otoritas Umum Statistik Arab Saudi (GASTAT, 2023) jumlah Jemaah haji tahun 2023 dari seluruh Dunia mencapai 1,8 juta orang. Ritual ibadah haji ini tak hanya berdimensi religius bagi kaum Muslimin, tetapi juga memiliki multi manfaat sebagai konsekwensi perlunya manajemen modern dalam pengelolaan ibadah Haji.
Idul Adha juga disebut sebagai Idul Nahr. Pada hari Idul Adha dan hari Tasyrik, umat Islam bersyukur dan bersuka ria bersama dengan mengonsumsi makanan, nutrisi hewani dari hewan qurban secara bersama. Idul Qurban juga disebut sebagai Hari Protein se Dunia, karena ibadah qurban ini dilaksanakan oleh segenap kaum muslimin di setiap negara di berbagai belahan dunia. Distribusi daging hewan kurban dibagikan bukan hanya untuk kaum muslimin, namun juga dibagikan kepada masyarakat non muslim. Itulah Hari Protein Hewani Sedunia. Momen Idul kurban merupakan hari penyembelihan hewan kurban dan lebih dari 2 miliar warga dunia menikmati sajian masakan protein hewani ini.
Itulah substansi pengakuan UNESCO atas dua hari besar keagamaan Dunia. Idul Fitri dan Idul Adha, bukan hanya ritual keagamaan bagi umat Islam Dunia, namun juga memberi efek manfaat bagi masyarakat non-Islam dalam menciptakan dunia yang damai, toleran, dan bermartabat dalam semangat kewarganegaraan global.