UPI Kukuhkan 22 Orang Guru Besar

Dengan dikukuhkannya para Guru Besar tersebut, salah satu capaian universitas untuk memenuhi target kuantitas Guru Besar sebesar 12% sudah terpenuhi, bahkan saat ini sudah mendekati 15% dari jumlah total dosen di UPI. Tentunya Pimpinan Universitas sangat mengapresiasi atas pencapaian para dosen yang sudah meraih predikat Guru Besar tersebut karena sudah memberikan keteladanan akademik yang luar biasa di bidangnya masing-masing.

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., menyampaikan rasa terima kasihnya kepada 22 orang Guru Besar yang baru dikukuhkan pada Upacara Pengukuhan Guru Besar Tahun 2024 di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa dan Rabu (4-5/6/2024).

Rektor UPI mengaskan bahwa semua itu adalah berkat kapabilitas, pengabdian, motivasi, dan keajegan serta keistiqomahan di bidangnya masing-masing, juga atas izin dan ridho dari Allah swt. Predikat Guru Besar ini diharapkan menjadi keberkahan bagi semua sehingga memberikan manfaat yang luar biasa bagi lembaga, diri sendiri dan keluarga.

“Sebagai Pimpinan Universitas, tentunya memiliki harapan-harapan kepada para Guru Besar yang baru dikukuhkan. Diharapkan, dengan bekal pengalaman dan keilmuannya, Bapak Ibu bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja universitas kususnya di bidang riset dan publikasi,” harap Prof. Solehuddin.

Untuk menjadi Guru Besar bukanlah atas karya dan usaha sendiri, ujarnya, tentunya banyak orang yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengucapkan rasa terima kasih pada mereka. Lanjutkan pengabdiannya, dalami ilmunya dan lakukan pembinaan kepada dosen-dosen muda dan mahasiswa.

Ditegaskan Prof. Solehuddin, di satu sisi Guru Besar ini adalah sebuah anugerah, sementara di sisi lain Guru Besar ini adalah amanah. Menjadi anugerah karena ini merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan karena tidak semua dosen mampu meraihnya. Kemudian menjadi amanah karena ada sejumlah fungsi, tugas dan kewenangan yang harus dijalankan. Keduanya jangan dipandang secara terpisah, tapi merupakan sesuatu yang terintegrasi. Bentuk rasa syukurnya adalah dengan menjalankan amanahnya. (dodiangga/foto:riza)

Facebook
Twitter
WhatsApp

Berita lainnya