Prof. Sri Subekti Katakan Jika Model Hipotetik Work-Based Learning Dapat Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Lulusan SMK

Kajian hasil penelitian mengarah pada kesimpulan bahwa work-based learning memberikan pengaruh dan kontribusi terhadap peningkatan employability skills, baik keterampilan komunikasi, keterampilan kerjasama, dan keterampilan problem solving. Keterampilan tersebut merupakan prasyarat bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas keterampilan dan kompetensi kerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Employability Skills: Pengembangan Skill Set Lulusan Pendidikan Kejuruan Melalui Pembelajaran Work-Based Learning merupakan judul Pidato dalam upacara Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, M.Pd., sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Vokasional Tata Boga pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Profesor/Guru Besar, Prof. Sri Subekti bersama para Guru Besar lainnya, dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam kegiatan Upacara Pengukuhan Guru Besar Tahun 2024 di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (4/6/2024).

Dalam pidatonya disebutkan bahwa model hipotetik work-based learning untuk meningkatkan employability skills. Secara praktis model hipotetik work-based learning bisa menjadi model yang layak dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lulusan SMK, dan dengan meningkatknya hal tersebut berdampak pada peningkatan kepercayaan industri terhadap SMK.

“Pendidikan kejuruan memainkan peran sentral dalam penyiapan pemuda pemudi di dunia kerja. Untuk memenuhi pasar kerja dan peningkatan ekonomi Technical Vocational Education and Training (TVET) sering diabaikan dan kurang diperhatikan sebagimana mestinya,” ujarnya.

Negara-negara yang memperhatikan TVET dengan serius telah menjadi negara maju dan makmur. Sebaliknya negara yang kurang serius dan menomorduakan TVET menjadi negara yang kurang sejahtera.

TVET yang baik memberikan kontribusi dan daya saing ekonomi. Konsep pembelajaran vokasi sudah seharusnya mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan baru yang terjadi, seperti perubahan teknologi, sains, dan proses pemecahan masalah pekerjaan. Konsep pembelajaran vokasi juga tidak cukup hanya responsif sebagai reaksi dari perubahan sesaat.

Diungkapannya lagi,“Proses belajar dilakukan dengan menghadirkan dunia kerja dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman dan menerapkan keterampilan sesuai dengan apa yang diperlukan dalam lingkungan kerja.

Kembali ditegaskan Prof. Sri Subekti bahwa upaya penyiapan calon tenaga kerja profesional dan terdidik dengan employability skills yang tinggi dapat dilakukan dengan menerapkan strategi dan pendekatan work-based learning. Pendekatan pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai subjek yang secara aktif menggali pengalaman melalui berbagai bentuk penempatan kerja profesional pada tatanan kerja nyata.

Dikatakannya,”E-rubric sebagai salah satu learning evaluation system memberikan solusi dan kemudahan bagi guru atau pendidik lainnya dalam melakukan penialain baik manual atau online. Rubrik analitik yang digunakan untuk menilai perkembangan employability skills siswa telah dikembangkan menjadi e-rubric.”

Aplikasi SmartRubric dipilih karena memiliki fitur yang cukup sederhana dan mudah digunakan, menjadinya interface yang user-friendly sehingga memungkinkan banyak pengguna untuk melakukan proses penilaian, khusus pada pendidikan kejuruan yang menuntut keterampilan dalam proses pembelajaran.

Penelitian lanjutan yang akan dikembangkan oleh Prof. Sri Subekti adalah hilirisasi dan sosialisasi model hipotetik model work based learning di berbagai SMK. Model hipotetik work based learning akan di sesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing sekolah. Oleh sebab itu tahap awal adalah melakukan need analisys untuk melihat karakteristik dari masing-masing sekolah, setelah mengetahui kondisi awal masing-masing sekolah selanjutnya dapat merancang program untuk implementasi dari model hipotetik work based learning, tahap implementasi akan mengalami perubahan dan penyesuaian sesuai dengan kondisi dan karakteristik dari masing-masing sekolah. (dodiangga)

Facebook
Twitter
WhatsApp

Berita lainnya